Friday, October 19, 2018
Tuesday, January 30, 2018
Saturday, August 19, 2017
Rencana Kinerja Lima Tahunan Puskesmas
1. Pendahuluan
Sejalan dengan rencana strategi Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, Puskesmas perlu menyusun rencana kinerja lima tahunan
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan target kinerja yang
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Rencana lima tahunan tersebut harus
sesuai dengan visi, misi, tugas pokok dan fungsi Puskesmas bedasarkan pada
analisis kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan sebagai upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal.
Dalam menyusun rencana lima tahunan,
Kepala Puskesmas bersama seluruh jajaran karyawan yang bertugas di Puskesmas
melakukan analisis situasi yang meliputi analisis pencapaian kinerja, mencari
factor-faktor yang menjadi pendorong maupun penghambat kinerja, sehingga dapat
menyusun program kerja lima tahunan yang dijabatkan dalam kegiatan dan rencana
anggaran.
2. Sistematika
Rencana Kinerja Lima Tahunan Puskesmas.
Sistematika Rencana kinerja lima tahunan
Puskesmas dapat disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan
A. Keadaan
Umum Puskesmas
B. Tujuan
penyusunan rencana lima tahunan
C. Indikator
dan standar kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan upaya Puskesmas
Bab
II. Analisis Kinerja
A. Pencapaian
Kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan upaya Puskesmas
B. Analisis
Kinerja: menganalisis factor pendukung dan penghambat pencapaian kinerja
Bab
III. Rencana Pencapaian Kinerja Lima Tahun
A. Program
Kerja dan kegiatan: berisi program-program kerja yang akan dilakukan yang
meliputi antara lain:
1.Program
Kerja Pengembangan SDM, yang dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan, misalnya:
pelatihan, pengusulan penambahan SDM, seminar, workshop, dsb
2.Program
Kerja Pengembangan sarana, yang dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan, misalnya:
pemeliharaan sarana, pengadaan alat-alat kesehatan, dsb
3. Program
Kerja Pengembangan Manajemen, dsb.
B. Rencana
Anggaran: yang merupakan rencana biaya untuk tiap-tiap program kerja dan
kegiatan-kegiatan yang direncanakan secara garis besar
Bab
IV. Penutup.
matriks rencana kinerja lima tahunan Puskesmas
3. Langkah-langkah
Penyusunan Rencana Kinerja Lima Tahunan Puskesmas:
Adapun tahapan
penyusunan rencana lima tahunan Puskesmas adalah sebagai berikut:
a. Membentuk
tim penyusunan rencana kinerja lima tahun yang terdiri dari Kepala Puskesmas
bersama dengan penanggung jawab program/upaya Puskesmas dan Pelayanan Klinis.
b. Tim
mempelajari rencana stratejik Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, target kinerja
lima tahunan yang harus dicapai oleh Puskesmas
c. Tim
mengumpulkan data pencapaian kinerja
d. Tim
melakukan analisis kinerja
e. Tim
menyusun pentahapan pencapaian indicator kinerja untuk tiap pelayanan/Upaya
Puskesmas dengan penjabaran pencapaian untuk tiap tahun
f. Tim menyusun program kerja dan kegiatan yang
akan dilakukan untuk mencapai target pada tiap-tiap indicator kinerja
g. Tim
menyusun dokumen rencana kinerja lima tahunan untuk disahkan oleh Kepala
Puskesmas
h. Sosialisasi
rencana pada seluruh jajaran puskesmas
4. Matriks
Rencana Kinerja Lima Tahunan
Panduan dalam mengisi matriks rencana
kinerja lima tahunan:
a. Nomor
: diisi dengan nomor urut
b. Pelayanan/Upaya
Puskesmas: diisi dengan Pelayanan Klinis, dan Upaya Puskesmas yang dilaksanakan
di Puskesmas tersebut, misalnya Upaya KIA, Upaya KB, Upaya PKM, dst
c. Indikator
: diisi dengan indicator-indikator yang menjadi tolok ukur kinerja
Upaya/Pelayanan
d. Standar
: diisi dengan standar kinerja untuk tiap indicator
e. Pencapaian
: diisi dengan pencapaian kinerja tahun terakhir
f. Target pencapaian: diisi dengan target-target
yang akan dicapai pada tiap tahap tahunan
g. Program
Kerja : diisi dengan Program Kerja yang akan dilakukan untuk mencapai target
pada tiap tahun berdasarkan hasil analisis kinerja, misalnya program kerja pengembangan
SDM, program kerja peningkatan mutu, program kerja pengembangan SDM, program
kerja pengembangan sarana, dsb
h. Kegiatan:
merupakan rincian kegiatan untuk tiap program yang direncanakan, misalnya untuk
program pengembangan SDM, kegiatan Pelatihan Perawat, Pelatihan Tenaga PKM, dan
sebagainya.
i. Volume : diisi dengan volume kegiatan yang
direncanakan untuk tiap tahapan tahunan
j. Harga
Satuan: harga satuan untuk tiap kegiatan,
k. Perkiraan
Biaya : diisi dengan perkalian antara volume dengan harga satuan.
5. Penutup.
Panduan ini disusun dengan harapan akan
membantu Kepala Puskesmas dalam menyusun rencana kinerja lima tahunan, yang
kemudian diuraikan dalam rencana tahunan dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan
dan Rencana Pencapaian Kegiatan.
Sunday, January 22, 2017
Download Contoh-Contoh / Format Dokumen Akreditasi
Download contoh / format dokumen pendukung akreditasi berikut ini sebagai referensi puskesmas dalam membuat rekam kegiatan. Bukan dokumen baku ,silahkan modifikasi sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan puskesmas secara rasional.
Contoh / Format Dokumen Pendukung Akreditasi.rar
7 Kendala Akreditasi Puskesmas dan Solusinya
Sebagai salah satu tim pendamping ( tim pendamping UKM ) saya telah memikirkan beberapa kendala konvensional dalam pelaksanaan akreditasi puskesmas di wilayah kerja saya. Ini tercermin dalam beberapa kali diskusi saya dengan teman sekantor,pendamping UKP dan Admin dan beberapa orang kepala Puskesmas. Kendala yang paling dominan adalah dalam hal keuangan. Beberapa pertanyaan sempat terlintas misalnya , dari mana anggaran perlengkapan akreditasi puskesmas ? dan berapa besar anggaran tersebut ?
2 (dua) pertanyaan di atas sepertinya selalu diutarakan teman – teman puskesmas dalam konteks akreditasi puskesmas. Nah, di bawah ini ada 7 kendala dalam penerapan akreditasi puskesmas yang saya rangkum dalam berbagai diskusi dan sumber:
- Keuangan dan anggaran. Ini kendala yang mendasar yang selalu di utarakan oleh teman-teman puskesmas. Misalnya, biaya ATK untuk print out SOP dan dokumen .Tidak ada anggaran untuk mempercantik puskesmas (membuat bingkai,spanduk,mengecat gedung, membuat dapur, bak sampah, makan minum rapat dan lain sebagainya). Solusi : sebagian anggaran dapat di gunakan anggaran kapitasi, anggaran BOK dan anggaran dari APBD kabupaten yang sudah di persiapkan sebelumnya. Boleh juga menggunakan anggaran CSR sesuai ketentuan yang berlaku.
- Sulit mencari tokoh kunci. Tokoh kunci yang dimaksud adalah sebagai ketua tim mutu dan ketua masing-masing pokja. Di beberapa puskesmas saya jumpai di pilih yang senior tetapi di tengah perjalanan beberapa darinya mengundurkan diri atau terjadi perubahan tim. Jadi sebaiknya dipilih yang benar-benar mau bekerja dan memiliki daya pacu kerja yang menguasai seluk beluk manajemen puskesmas.Solusi : bisa di pilih dokter puskesmas atau tenaga kesehatan lainnya.
- Minim motivasi dan dukungan. Selayang pandang dari akreditasi puskesmas adalah menambah beban kerja. Ini di anggap sebagai “ nambah kerjaan “ tetapi sebetulnya sudah waktunya puskesmas menambah kapabilitas, profesionalisme, memiliki sistem kerja yang baik, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan. Nah, peran motivasi dari pimpinanlah yang mestinya memberikan dukungan moril kepada seluruh pegawai puskesmas. Tidak mesti dalam bentuk ceramah, bisa juga dalam bentuk reward yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.
- Bersikap apatis. Sikap ini tentunya sering kita jumpai di puskesmas. Sikap acuh tak acuh saat mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Tetapi tidak semua staf yang bersikap begini. Telaah dan saring staf-staf yang apatis terhadap perubahan.
- Tidak disiplin. Ini sepertinya sudah menjadi bagian dari karakter setiap manusia. Ada yang disiplin ada juga yang tidak disiplin. Apalagi soal jam kerja. Solusinya adalah melakukan perubahan terhadap sistem absensi dan penerapan buku kegiatan serta membagi tugas-tugas terhadap masing-masing staf puskesmas sehingga jelas tugas dan fungsinya.
- Malas membaca. Dalam konteks akreditasi, banyak membaca tentunya mejadi sarana gerbang ilmu dalam menambah wawasan guna menyelesaikan elemen penilaian yang ada. Puskesmas dapat membuat pepustakaan mini dalam menambah wawasan staf puskesmas dan fasilitas Wifi.
7. Tidak kenal waktu. Pekerjaan sebagai Pendamping Akreditas terkadang tidak mengenal
waktu. Apalagi jika waktu penilaian sudah dekat, tetapi persiapan puskesmas
masih jauh dari harapan. Sebagai pendamping hal tersebut juga menjadi
beban tersendiri apakah semua persiapan akan bisa terselesaikan dengan waktu
yang terbatas, walaupun masa proses pendampingan telah selesai. Yang
terjadi adalah masing-masing TIM di puskesmas dan elemennya harus mengejar
deadline. Hal ini tidak efektif
karena terkesan buru-buru, padahal seharusnya implementasi dari dokumen yang
telah dibuat. Solusi :Persiapkan waktu yang cukup (awal
tahun), diharapkan bisa memberikan kesempatan kepada Puskesmas
untuk merencanakan dan mempersiapkan segala dokumen dan kegiatan dengan
lebih efektif dan efesien.
Beberapa kendala diatas berdasarkan pengalaman sebagai Pendamping Akreditasi, tentunya berbeda di setiap Puskesmas