Saturday, August 19, 2017

Rencana Kinerja Lima Tahunan Puskesmas

1.    Pendahuluan
Sejalan dengan rencana strategi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Puskesmas perlu menyusun rencana kinerja lima tahunan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan target kinerja yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Rencana lima tahunan tersebut harus sesuai dengan visi, misi, tugas pokok dan fungsi Puskesmas bedasarkan pada analisis kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal.
Dalam menyusun rencana lima tahunan, Kepala Puskesmas bersama seluruh jajaran karyawan yang bertugas di Puskesmas melakukan analisis situasi yang meliputi analisis pencapaian kinerja, mencari factor-faktor yang menjadi pendorong maupun penghambat kinerja, sehingga dapat menyusun program kerja lima tahunan yang dijabatkan dalam kegiatan dan rencana anggaran.

2.    Sistematika Rencana Kinerja Lima Tahunan Puskesmas.
Sistematika Rencana kinerja lima tahunan Puskesmas dapat disusun dengan sistematika sebagai berikut:

     Bab I. Pendahuluan
A.    Keadaan Umum Puskesmas
B.     Tujuan penyusunan rencana lima tahunan
C.     Indikator dan standar kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan upaya Puskesmas
                  Bab II. Analisis Kinerja
A.    Pencapaian Kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan upaya Puskesmas
B.  Analisis Kinerja: menganalisis factor pendukung dan penghambat pencapaian kinerja
      Bab III. Rencana Pencapaian Kinerja Lima Tahun
A.    Program Kerja dan kegiatan: berisi program-program kerja yang akan dilakukan yang meliputi antara lain:
1.Program Kerja Pengembangan SDM, yang dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan, misalnya: pelatihan, pengusulan penambahan SDM, seminar, workshop, dsb
2.Program Kerja Pengembangan sarana, yang dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan, misalnya: pemeliharaan sarana, pengadaan alat-alat kesehatan, dsb
3. Program Kerja Pengembangan Manajemen, dsb.
                                                   
B.     Rencana Anggaran: yang merupakan rencana biaya untuk tiap-tiap program kerja dan kegiatan-kegiatan yang direncanakan secara garis besar

Bab IV. Penutup.
          matriks rencana kinerja lima tahunan Puskesmas

3.    Langkah-langkah Penyusunan Rencana Kinerja Lima Tahunan Puskesmas:
Adapun tahapan penyusunan rencana lima tahunan Puskesmas adalah sebagai berikut:
a.    Membentuk tim penyusunan rencana kinerja lima tahun yang terdiri dari Kepala Puskesmas bersama dengan penanggung jawab program/upaya Puskesmas dan Pelayanan Klinis.
b.  Tim mempelajari rencana stratejik Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, target kinerja lima tahunan yang harus dicapai oleh Puskesmas
c.    Tim mengumpulkan data pencapaian kinerja
d.   Tim melakukan analisis kinerja
e. Tim menyusun pentahapan pencapaian indicator kinerja untuk tiap pelayanan/Upaya Puskesmas dengan penjabaran pencapaian untuk tiap tahun
f.     Tim menyusun program kerja dan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target pada tiap-tiap indicator kinerja
g. Tim menyusun dokumen rencana kinerja lima tahunan untuk disahkan oleh Kepala Puskesmas
h.    Sosialisasi rencana pada seluruh jajaran puskesmas

4.    Matriks Rencana Kinerja Lima Tahunan 
Panduan dalam mengisi matriks rencana kinerja lima tahunan:
a.    Nomor : diisi dengan nomor urut
b.  Pelayanan/Upaya Puskesmas: diisi dengan Pelayanan Klinis, dan Upaya Puskesmas yang dilaksanakan di Puskesmas tersebut, misalnya Upaya KIA, Upaya KB, Upaya PKM, dst
c.  Indikator : diisi dengan indicator-indikator yang menjadi tolok ukur kinerja Upaya/Pelayanan
d.   Standar : diisi dengan standar kinerja untuk tiap indicator
e.    Pencapaian : diisi dengan pencapaian kinerja tahun terakhir
f.     Target pencapaian: diisi dengan target-target yang akan dicapai pada tiap tahap tahunan
g.  Program Kerja : diisi dengan Program Kerja yang akan dilakukan untuk mencapai target pada tiap tahun berdasarkan hasil analisis kinerja, misalnya program kerja pengembangan SDM, program kerja peningkatan mutu, program kerja pengembangan SDM, program kerja pengembangan sarana, dsb
h.  Kegiatan: merupakan rincian kegiatan untuk tiap program yang direncanakan, misalnya untuk program pengembangan SDM, kegiatan Pelatihan Perawat, Pelatihan Tenaga PKM, dan sebagainya.
i.      Volume : diisi dengan volume kegiatan yang direncanakan untuk tiap tahapan tahunan
j.      Harga Satuan: harga satuan untuk tiap kegiatan,
k.    Perkiraan Biaya : diisi dengan perkalian antara volume dengan harga satuan.

5.    Penutup.
Panduan ini disusun dengan harapan akan membantu Kepala Puskesmas dalam menyusun rencana kinerja lima tahunan, yang kemudian diuraikan dalam rencana tahunan dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana Pencapaian Kegiatan.

Sunday, January 22, 2017

Download Contoh-Contoh / Format Dokumen Akreditasi


Download contoh / format dokumen pendukung akreditasi berikut ini sebagai referensi puskesmas dalam membuat rekam kegiatan. Bukan dokumen baku ,silahkan modifikasi sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan puskesmas secara rasional.

Contoh / Format Dokumen Pendukung Akreditasi.rar




7 Kendala Akreditasi Puskesmas dan Solusinya


Sebagai salah satu tim pendamping ( tim pendamping UKM ) saya telah memikirkan beberapa kendala konvensional dalam pelaksanaan akreditasi puskesmas di wilayah kerja saya. Ini tercermin dalam beberapa kali diskusi saya dengan teman sekantor,pendamping UKP dan Admin dan beberapa orang kepala Puskesmas. Kendala yang paling dominan adalah dalam hal keuangan. Beberapa pertanyaan sempat terlintas misalnya , dari mana anggaran perlengkapan akreditasi puskesmas ? dan berapa besar anggaran tersebut ?
2 (dua) pertanyaan di atas sepertinya selalu diutarakan teman – teman puskesmas dalam konteks akreditasi puskesmas. Nah, di bawah ini ada 7 kendala dalam penerapan akreditasi puskesmas yang saya rangkum dalam berbagai diskusi dan sumber:
  1. Keuangan dan anggaran. Ini kendala yang mendasar yang selalu di utarakan oleh teman-teman puskesmas. Misalnya, biaya ATK untuk print out SOP dan dokumen .Tidak ada anggaran untuk mempercantik puskesmas (membuat bingkai,spanduk,mengecat gedung, membuat dapur, bak sampah,  makan minum rapat dan lain sebagainya). Solusi : sebagian anggaran dapat di gunakan anggaran kapitasi, anggaran BOK dan anggaran dari APBD kabupaten yang sudah di persiapkan sebelumnya. Boleh juga menggunakan anggaran CSR sesuai ketentuan yang berlaku.
  1. Sulit mencari tokoh kunci. Tokoh kunci yang dimaksud adalah sebagai ketua tim mutu dan ketua masing-masing pokja. Di beberapa puskesmas saya jumpai di pilih yang senior tetapi di tengah perjalanan beberapa darinya mengundurkan diri atau terjadi perubahan tim. Jadi sebaiknya dipilih yang benar-benar mau bekerja dan memiliki daya pacu kerja yang menguasai seluk beluk manajemen puskesmas.Solusi : bisa di pilih dokter puskesmas atau tenaga kesehatan lainnya.
  1. Minim motivasi dan dukungan. Selayang pandang dari akreditasi puskesmas adalah menambah beban kerja. Ini di anggap sebagai “ nambah kerjaan “ tetapi sebetulnya sudah waktunya puskesmas menambah kapabilitas, profesionalisme,  memiliki sistem kerja yang baik, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan. Nah, peran motivasi dari pimpinanlah yang mestinya memberikan dukungan moril kepada seluruh pegawai puskesmas. Tidak mesti dalam bentuk ceramah, bisa juga dalam bentuk reward yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.
  1. Bersikap apatis. Sikap ini tentunya sering kita jumpai di puskesmas. Sikap acuh tak acuh saat mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Tetapi tidak semua staf yang bersikap begini. Telaah dan saring staf-staf yang apatis terhadap perubahan.
  1. Tidak disiplin. Ini sepertinya sudah menjadi bagian dari karakter setiap manusia. Ada yang disiplin ada juga yang tidak disiplin. Apalagi soal jam kerja. Solusinya adalah melakukan perubahan terhadap sistem absensi dan penerapan buku kegiatan serta membagi tugas-tugas terhadap masing-masing staf puskesmas sehingga jelas tugas dan fungsinya.
  1. Malas membaca. Dalam konteks akreditasi, banyak membaca tentunya mejadi sarana gerbang ilmu dalam menambah wawasan guna menyelesaikan elemen penilaian yang ada. Puskesmas dapat membuat pepustakaan mini dalam menambah wawasan staf puskesmas dan fasilitas Wifi.
  7. Tidak kenal waktuPekerjaan sebagai Pendamping Akreditas terkadang tidak mengenal waktu.   Apalagi jika waktu penilaian sudah dekat, tetapi persiapan puskesmas masih jauh dari harapan.  Sebagai pendamping hal tersebut juga menjadi beban tersendiri apakah semua persiapan akan bisa terselesaikan dengan waktu yang terbatas, walaupun masa proses pendampingan telah selesai. Yang terjadi adalah masing-masing TIM di puskesmas dan elemennya harus mengejar deadline. Hal ini tidak efektif karena terkesan buru-buru, padahal seharusnya implementasi dari dokumen  yang telah dibuat. Solusi :Persiapkan waktu yang cukup (awal tahun), diharapkan bisa  memberikan kesempatan  kepada Puskesmas untuk merencanakan dan mempersiapkan segala dokumen dan kegiatan dengan lebih efektif dan efesien.


Beberapa kendala diatas berdasarkan pengalaman sebagai Pendamping Akreditasi, tentunya berbeda di setiap Puskesmas